Diantara keutamaan shalawat
adalah bahwa shalawat itu dapat member syafa’at kepada orang
yang membacanya,dapat menyelamatkan orang dari siksaan di
akhirat,juga dapat menghapus dosa orang fasiq. Sebagaimana yang disebutkan
dalam kisah dibawah ini :
diriwayatkan
bahwa ada seorang dari Bani Israil yang banyak melakukan kejahatan. Hampir
semua masyarakat mengetahui kalau dirinya itu ahli ma’shiyat,mulai dari
berjudi,minum khamer,berzinadan meapok. Sepertinya hamper tidak ada kebaikan
dalam dirinya. Belum lagi tingkah lakunya yang usil dan suka mengganggu orang
ain. Pendeknya selama hidupnya masyarakat dibuatnya resah dan tidak nyaman.
Ketika
ia meninggal dunia, tidak ada seorang pun dari warga masyarakat yang mau
memandikan jenazahnya dan tidak ada juga yang mau menshalatinya. Mereka
beranggapan orang fasiq ini tidak layak dimandikan,dishalati maupun dikubur
dengan cara yang wajar karena kefasiqkannya yang sudah kelewat batas. Oleh
karena itu, masyarakat melemparkan jenazahnya ketempat sampah.
Lantas
Allah member wahyu kepada Nabi Musa as supaya memandikan,menshalati dan menguburkan
jenazah lelaki fasiq tadi dengan cara yang wajar. “Sesungguhnya Aku telah
mengampuni dosa-dosanya”.
Nabi
Musa lantas bertanya : “Wahaii Tuhanku dengan amal perbuatan apakah sehingga
orang ini Engkau ampuni dosanya”.
Allah
berfirman : “Sesungguhnya dia pada suatu hari pernah membuka kitab Taurat,
ternyata di dalam lembarannya ada nama Muhammad,lalu ia membaca shalawat kepada
nabi Muhammad saw. Akhirnya dosanya diampuni”.( Irsyadul Ibad. Hal : 61 )
Abdullah
bercerita : kami pernah mempunyai seorang pelayan yang melayani raja, sedang
dia dikenal sebagai orang fasiq. Pada suatu malam aku bermimpi melihat dia,
dimana tangannya diletakkan pada tangan Rasulullah saw. Aku lantas bertanya
kepada beliau : “Ya Rasulullah, orang ini termasuk orang fasiq, kenapa ia
meletakkan tangannya pada tanganmu?”.
Rasulullah
menjawab : “Dia telah diampuni dosanya,sedang aku memohonkan untuknya Syafa’at
kepada Allah Ta’ala”.
Kemudian
aku bertanya : “Ya Rasulullah, dengan sebab apa ia memperoleh kedudukan seperti
itu?”.
Beliau
menjawab : “Dia banyak membaca shalawat kepadaku dalam setiap malam,ketika
hendak tidur ia selalu membaca shalawat 1000 kali untukku”. (Durratun Nashihin.
Hal : 165 )
Orang
fasiq yang berlumuran dosa dan noda saja dapat mencapai derajat tinggi karena
membaca shalawat. Bagaimana dengan orang-orang yang ahli ibadah,yang jauh dari
kema’shiyatan?. Jika mereka mau membaca shalawat tentu kemuliannya jauh lebih
tinggi melebihi keutamaan yang dicapai oleh orang fasiq yang membaca shalawat.
0 comments:
Post a Comment